Berdasarkan perkiraan data nasional tahun 2009, terdapat 186.257 orang terinfeksi HIV di Indonesia. Jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 541.700 pada tahun 2014 bila tidak ada percepatan dalam upaya pencegahan.
"Tanpa mengesampingkan pencapaian target MDGs lainnya, target MDGs no. 5 (mengurangi angka kematian ibu akibat melahirkan) dan no.6 (mengurangi penyebaran HIV/AIDS) masih merupakan tantangan yang perlu mendapat perhatian besar guna mencapai pencapaian semua target MDGs sebelum tahun 2015," jelas Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs dalam seminar 'Di Balik MDGs: Peran Indonesia Sebagai Negara Berpenghasilan Menengah dalam Mengatasi Masalah dan Hak Seksual dan Kesehatan Reproduksi' di FKUI
Utusan Khusus untuk HIV/AIDS di Asia Pasifik, Dr Nafis Sadik, melihat bahwa stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terkena HIV dan kelompok tertentu seperti pekerja seks, pengguna narkoba, homoseksual dan waria, tetap menjadi penghambat yang membatasi upaya pencegahan, pengobatan, perhatian dan upaya pendukung lainnya terhadap HIV.
"Indonesia memiliki tindakan pencegahan yang sangat rendah terhadap penularan HIV dari ibu ke anaknya, yaitu hanya 5 persen ibu hamil dengan HIV positif yang menerima perawatan yang diperlukan guna mencegah bayinya terkena HIV," jelas Dr Nafis Sadik.
Anak muda berumur 15-24 tahun adalah kelompok paling rentan terhadap HIV. Penyebaran HIV terutama pada kaum muda telah mencapai trend yang mengkhawatirkan.
Indonesia memiliki sekitar 65 juta orang muda berusia 10-24 tahun atau sekitar 28 persen dari total penduduk sebesar 237 juta.
Jika akses terhadap pendidikan seksual dan pelayanan terhadap kesehatan reproduksi tidak terpenuhi, maka remaja dan kaum muda terutama perempuan berhadapan dengan tantangan yang menakutkan terhadap infeksi penyakit seksual seperti HIV, kekerasan, eksploitasi, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman dan kematian saat melahirkan.
Berdasarkan laporan terakhir nasional sebagai tindak lanjut Deklarasi Komitmen terhadap Masalah HIV/AIDS yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Penanggulangan Aids Indonesia) dan UNAIDS bulan ini, indikasi cara paling dominan penularan HIV di Indonesia yaitu melalui hubungan seks tidak aman terutama pada pasangan yang berganti-ganti.
"Epidemik HIV telah berganti. Di masa lalu, kebanyakan infeksi baru didapatkan melalui penggunaan narkoba melalui jarum suntik. Sekarang, sebagian besar infeksi baru berasal dari hubungan seksual," jelas Dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH, Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI).
Sumber: http://adajendeladunia.blogspot.com/2012/05/tahun-2014-500ribuorang-indonesia.html