Jakarta - Pisang sebagai buah bernutrisi memiliki peran penting dalam pola makan manusia. Selama ini kita patut bersyukur karena pisang mudah ditemukan di mana-mana di Indonesia. Namun, beberapa ahli meramalkan buah kuning ini akan punah tahun depan. Apa sebabnya?
Keberadaan pisang sebagai tanaman pangan utama dunia sedang terancam. Bukan karena berkurangnya lahan, tetapi akibat penyakit. Majalah NewScientist edisi 18 Januari 2003 pun menjadikan masalah ini sebagai topik utama dengan judul 'Last Days of The Banana'. Di sampulnya terdapat ilustrasi nisan bertuliskan 'The Banana RIP, Killed by Plague, 2013'. Bagaimanapun juga, hal ini dapat dicegah dengan kolaborasi ilmiah dan kerja sama internasional.
Hal ini disampaikan oleh Profesor James Dale pada seminar 'Banana for the 21st Centuries: Pushing Back the Threat of Extinction' di Kedutaan Besar Australia, Selasa (19/6). James adalah Direktur Pusat Tanaman Tropis dan Biokomoditas di Queensland University of Technology, Australia.
James mengawali presentasinya dengan menghadirkan data-data terkait pisang. Menurut James, pisang adalah tanaman buah terpenting di dunia. Pasalnya, si kuning panjang ini merupakan komponen kunci dalam diet di negara-negara tropis.
Selain menjadi dessert di negara barat, pisang juga berperan sebagai makanan pokok di sebagian wilayah Afrika dan Asia. Pisang dapat diekspor dan bisa menjadi sumber pemasukan penting bagi negara. Tak hanya buahnya yang berguna, tapi juga daun, jantung, pelepah, serta batangnya.
Sayangnya, populasi pisang dunia terancam dengan keberadaan penyakit mematikan. Sebut saja black sigatoka, fusarium wilt (tropical race 4), blood disease, banana bunchy top, serta xanthomonas wilt. Filipina, Malaysia, dan Australia pernah terkena wabah fusarium wilt (tropical race 4), sementara Malawi pernah mengalami banana bunchy top, sehingga pohonnya tidak dapat menghasilkan buah.
James mengajukan beberapa solusi bagi masalah ini, yakni pengendalian kimia dan biologis, pembiakan konvensional, serta modifikasi genetis. Dibanding pilihan lain, modifikasi genetis dianggap paling memungkinkan dan paling efektif oleh James. Selain untuk meningkatkan ketahanan tanaman pisang terhadap penyakit atau musim kemarau, modifikasi genetis juga dapat meningkatkan nilai gizi buah pisang serta mempertinggi kualitasnya.
Saat ini James dan timnya sedang mengerjakan serangkaian penelitian untuk menjaga kelestarian dan keberagaman pisang. Ia juga memastikan pisang yang nutrisinya telah diperkaya akan sudah ditanam sebelum dekade ini berakhir.
Dr. David Engel, Charge d'Affaires Australia, bangga akan kehadiran Profesor James ke Indonesia. "Semoga risetnya dapat menginspirasi para ilmuwan, ahli pertanian, dan pakar teknologi pangan di Indonesia serta dapat memperkuat kerjasama penelitian dengan Australia," kata David.
(dyh/odi)
ewikie : SUMBER