Perempuan yang melakukan aborsi tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga janin pada kehamilan berikutnya. Temuan studi klinis dari Kanada menyebutkan, mereka yang menggugurkan kandungan berisiko melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Menurut peneliti, studi ini dilakukan untuk mencari tahu faktor penyebab bayi lahir prematur dan lahir dengan berat badan rendah. Dan untuk menentukan apakah aborsi sebelumnya merupakan salah satu faktor penyebab, para peneliti mempelajari 37 studi yang telah dilakukan di seluruh dunia antara 1965 dan 2001.
Bagaimana aborsi mempengaruhi kehamilan berikutnya? Menurut penulis studi Dr Prakesh Shah dari Mount Sinai hospital di Toronto, metode aborsi (terutama metode kuno sebelumnya) cenderung akan menimbulkan kerusakan pada serviks.
Karena itu, tegas Shah, jika Anda berniat menggugurkan kandungan, ada baiknya memperhatikan dan berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai segala risikonya.”Paling tidak Anda akan lebih bijaksana dalam memilih,” tutur Shah, seperti dikutip situs dailymail.
Studi yang dipublikasikan di BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology ini menemukan, perempuan yang telah menjalani aborsi lebih dari sekali berisiko 72% lebih besar melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan berisiko 93% lebih besar melahirkan bayi prematur. Selain itu juga ditemukan, perempuan yang menjalani aborsi pada trimester pertama atau kedua berisiko 35% lebih besar melahirkan bayi dengan berat badan rendah serta berisiko 36% lebih besar mempunyai bayi yang lahir prematur.